Jumat, 23 Oktober 2020

Belajar “Bersyukur”, Bukan (hanya) Bilang Saya Bersyukur


 “Bersyukur” adalah sebuah kata yang mudah diucapkan, tapi menciptakan diri dalam kondisi bersyukur itu perlu perjuangan.

Kalau mau jujur, saat kesulitan datang, atau ada menemui suatu masalah, biasanya mudah banget melontarkan keluhan, minimal bilang “aduh”. Kayak pagi ini, pas mau nyiapin sarapan, mendapati saluran cuci piring bermasalah. Sepertinya scum mulai menyumbat saluran, yang memang nampaknya kurang lebar saat membuat dulu. “Duh!”. Mulailah bola bola panas pikiran berloncatan kesana kemari.

“manggil tukang buat benerin saluran, biayanya berapa ya?”

“Wah, ntar dibenerin tempatnya jadi kotor, musti ini musti itu,”

Mungkin kalau bisa dilihatin, diatas kepala keluar bintang-bintang muter-muter, pusing tujuh keliling.

Ambil napas, tenangin diri sambil duduk di sofa. Lalu melihat di HP ada renungan jiwa, eh.. kok jadi malu sendiri ya, disitu dikatakan

“Orang yang serakah tidak bisa mensyukuri hal-hal yang sederhana dalam hidupnya. 

Mereka hanya mengharapkan sesuatu yang besar. Semua yang menjadi keinginannya harus terpenuhi, sekalipun

Tuhan telah memberikan apa yang menjadi kebutuhan mereka.

Belajarlah untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan kepada kita, walaupun itu adalah sesuatu yang sederhana.”

Oleh : Bunda Arsaningsih

Wah, tersentil keras, atau terjewer lah saya, tapi juga beruntung tiap pagi ada Daily SOUL Reflection, sarapan pagi buat jiwa.

Karena saya juga sudah belajar metode SOUL METER segera deh mengukur, pagi tadi saat kejadian kemampetan saluran air itu rasa syukur saya 0 point, saya nggak punya rasa syukur sama sekali. Pikiran ruwet cemas, overthinking mulai bersemi, khawatir biaya, pikiran negatif berloncatan ke mana-mana. Oh No,,,

Saat saya mulai menyadari saya salah mikir, segera mengubah mindset, nilai-nilai negatif itu memang mulai berguguran, tapi belum bisa balik nol. Disini peran SOUL METER penting banget. Betapa tidak. Rasanya sih udah, ya sudah lah, okelah, biarin aja dulu. Tapi pas diukur pake SOUL METER, ternyata belum bersih, masih ada sisa sisa salah berpikir yang belum bersih, sehingga syukurnya pun belum bisa maksimal di 10 point (skala 0-10). Kalau sudah gini, jangan berani-berani memperpanjang urusan. Singkirkan semua urusan, waktunya duduk dan ber-SOUL Reflection.

Hening sejenak, josss memang, dengan energi Ilahi, nuur Ilahi dan cinta Ilahi, seperti diguyur air, dibersihkan sisa sisa pikiran negatif yang sulit terbersihkan. Plong.

Lega rasanya. Lalu teringat lagi, masalah kecil tadi. Tiba-tiba punya ide, dan saat ini sudah dapat solusi, dibantu tanaman rambat di kebun, saluran air sudah lancar jaya tanpa perlu panggil tukang. Hehe..

Pantas saja ya di Surah Ar Rahman, Allah sampai mengulang 31 kali, “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.” dan di Surat Ibrahim dikatakan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,” Sungguh, sebenarnya Tuhan Maha Baik, semua dikasih, tapi kita yang suka ruwet sendiri.

Luar biasa, memang benar, saat pagi tadi sedikit “sambat” dengan kondisi yang ada, maka rasanya tak ada solusi. Untungnya tersentil banget dengan Daily SOUL Reflection. Dan bener banget, dengan bersyukur maka kemudahan kemudahan datang pada kita.

Ya Allah, I love YOU

dan, terima kasih Bunda Arsaningsih metode SOUL itu luarrrr biasa